Sore itu,
Aku seperti daun yang sedang diuji kesetiaan pada hujan
Kamu yang datang menerkam detak jantung
Membawa berjuta kepak kupu
Mengurai tapak-tapak waktu
Selanjutnya yang berani meramal pertemuan
Hannyalah bayangmu yang menyapu pandang
Yang pelan turut menghayati hening malam
Apakah pertemuan berarti persinggahan belaka
Bagi kepalaku yang mulai tertulis pertanyaan-pertanyaan ?
Aku hanya ingin menjelaskan
Apa yang sedang menyentuh jantung
Dan membawa kabur akal waras
Bertemulah lagi…
Walau sekadar untuk merahasiakan yang mungkin cinta
Aku yang tiba-tiba ingin menunggumu
Kini mulai terlihat berbicara sendiri
Tidak jelas kepada siapa aku mengenalkan namamu
Terkadang kepada bintang kecil yang beterbangan mengitari bohlam
Membayangkannya memberi tahu padamu, aku tersenyum
Hingga terkadang,
Kuancam pagi yang ingin merenggut mimpi.