Selama bulan Rabiul Awal atau yang lebih sering disebut bulan Maulud, semarak memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. begitu menggema di berbagai tempat sebagai wujud kecintaan. Semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rasulullah Saw. yang penuh kesederhanaan tentu sangat penting bagi umat Islam. Hal ini sejalan dengan apa yang disebutkan dalam Q.S. al-Anbiya ayat 107: “Tidaklah Kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi rahmat sekalian alam” (Al-Anbiyah: 107).

Apalagi dalam situasi dan kondisi sekarang ini, di mana mencari seorang panutan yang ideal yang patut dicontoh sangat sulit. Meneladani Rasulullah Saw. sangat penting khususnya bagi umat Islam. Hal ini sejalan dengan pesan Q.S. al-Ahzab ayat 21: “Sungguh terdapat dalam diri Rasulullah Saw. suri tauladan yang baik” (Al-Ahzab: 21).

Rasulullah Saw. sebagai sosok pribadi yang sangat mulia. Begitu perhatiannya pada umatnya, saat kematian akan menjemputnya, yang beliau ingat dan pikirkan adalah umatnya agar mendapat kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akherat. Ini merupakan figur teladan pemimpin yang sangat memperhatikan yang dipimpinnya.

Rasulullah Saw. bukan hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau sebagai panutan dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah Swt. Beliau memerbikan contoh manifestasi keataan dalam bentuk bersosialisasi di masyarakat. Rasulullah Saw. juga rahmat untuk alam semesta yang di dalamnya hidup manusia-manusia yang tidak pernah tahu dan mau tahu buat apa mereka diciptakan oleh Allah Swt.

Baca Juga  Twitter Sebagai Media Diskusi

Dengan diutusnya Rasulullah Saw. ke dunia, telah mampu merubah kehidupan umat manusia ke arah kehidupan yang penuh makna, menerangi denagn ilmu pengetahuan dan kemakmuran. Sebagai implementasi kecintaan kita kepada Rasulullah Saw., setidaknya ada empat hal yang dijadikan teladan. Pertama, mengikuti perintah Rasulullah Saw. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Hasyr ayat 7: “…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 7).

Kedua, memperbanyak shalawat. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Ahzab ayat 56: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).

Ketiga, berpegang teguh pada wasiat Rasulullah Saw. Berpegang teguh terhadap al-Quran dan al-Sunah merupakan wasiat Rasulullah Saw. yang harus dijalankan sebagaimana sabdanya: “Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian yang jika kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat selamanya, perkara yang jelas itu adalah kitabullah dan sunah nabi” (HR Malik).

Keempat, menjadikan dakwah sebagai poros utama. Rasulullah Saw. mencontohkan betapa dakwah menjadi poros hidup beliau. Ketika para pembesar Quraisy mendatangi pamannya untuk meminta beliau menghentikan aktivitas dakwahnya, beliau menyatakan dengan tegas, “Andai mereka meletakan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan dakwah ini, maka hingga Allah memenangkannya atau aku binasa di jalannya, aku tak akan meninggalkan dakwah ini” (Ibnu Hisyam: I/266).

Baca Juga  MARAKNYA KEKERASAN SEKSUAL DI KAMPUS

*Dikutip dari berbagai sumber.

Oleh: Dr. Al Hamzani, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal

 

 

 

Keluh Tentang Lelah

Previous article

KEBIJAKAN LARANGAN PEREDARAN NARKOTIKA TRANS NASIONAL

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi

More in Gagasan