Kemampuan membaca kitab kuning sangat penting untuk mengetahui ajaran Islam secara utuh. Terlebih bagi para sarjana atau calon sarjana Islam dengan disiplin ilmu-ilmu keislaman. Sebab, di dalam kitab-kitab itulah, dibahas berbagai aspek Islam yang ada di dalam al-Qur’an dan hadits yang aslinya juga berbahasa Arab. Bisa berbicara dengan bahasa Arab, bukan jaminan bisa memahami kitab. Sebab, bahasa orang sesungguhnya hanya sekedar kebiasaan (habit). Analognya, para TKI di Arab Saudi bisa dipastikan bisa berbahasa Arab. Namun, belum ada di antara mereka yang menjadi ulama’ sepulang dari menjadi TKI di negeri kaya minyak itu.
Karena itu, Pesantren Darun Nashihah MONASH INSTITUTE Semarang membuka Sekolah Membaca Kitab Kuning (SEBAKIKU). Di antara yang menjadi latar belakang program ini dibuka adalah lebih banyak mahasiswa bahkan yang pernah mondok di pesantren, ternyata masih belum memiliki kemampuan membaca kitab kuning. Di antara penyebabnya sebenarnya hanya kurang dalam praktik, karena biasanya pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara massal. Kelas pun terdiri atas murid dengan jumlah puluhan, diajari oleh hanya satu guru.
Program ini akan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk praktek membaca teks secara langsung dengan menggunakan teks al-Qur’an sebagai alat bantu utama. Dan untuk itu, telah disiapkan mentor-mentor dalam jumlah yang banyak. Para mentor dalam program ini telah teruji sebagai mentor di Monash Institute.
“Metode yang digunakan dalan program ini telah diujicobakan pada para calon penghagal al-Qur’an di Monash Institute yang wajib memahami teks al-Qur’an sebelum memulai proses menghafal. Alhamdulillah tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Maka kemudian kami buat program khusus ini”, terang Dewi Rabi’ah, Direktur Program SEBAKIKU.
Program ini diselenggarakan dalam masa liburan (11 s/d 21 Januari 2020), sehingga bisa diikuti oleh para mahasiswa muslim. “Sebab merekalah sesungguhnya yang paling memerlukan kemampuan ini, untuk bisa benar-benar menjadi muslim intelektual profesional”, kata Dewi yang kini tengah menjalani studi Pascasarjana di UIN Walisongo Semarang.
Untuk bisa mengetahui lebih jauh dan mengikuti program ini, silakan kunjungi website monashinstitute.or.id atau hubungi Dewi Rabi’ah via WA +62 852-2995-7501.