Oleh: Neneng Khaerunisa, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Saat ini perkembangan zaman terjadi begitu cepat, tidak ada yang bisa mengelak atau menolak perubahannya, sehingga setiap individu harus selalu siaga dan selalu mempersiapkan diri agar dapat beradaptasi. Banyaknya informasi yang datang membuat setiap orang kebingungan memilah mana informasi yang benar dan mana yang tidak, ini yang membuat manusia kelebihan informasi sehingga banyak yang diterapkan dalam kehidupan dan tidak sesuai dengan kaidah kebenaran.

Fenomena ini juga berpengaruh dalam kehidupan beragama. Perbedaan pandangan mengenai islam menyebabkan banyak informasi yang disampaikan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang seharusnya disampaikan menurut kebenaran. Akibatnya umat islam memahami Islam dengan salah, hal ini yang membuat umat Islam berbeda orientasi dan tidak bisa bersinergi untuk dapat kembali kepada kemajuan.

Jelas sudah, ada sesuatu dari islam yang telah hilang, sesuatu yang dengan disengaja dihilangkan oleh orang-orang yang tidak senang kepada islam dengan segala daya dan upaya mereka. Sesuatu yang telah hilang inilah yang akhirnya menimbulkan ketakutan (phobia) yang luar biasa kaum muslim terhadap islam. Sesuatu yang telah hilang ini telah menjalarkan virus ketidakpercayaan dan ketakutan mengemban dakwah islam untuk menyuarakan Islam yang mulia. Sesuatu yang telah hilang ini pun mengakibatkan banyak pemuda hidup tanpa arah tujuan yang jelas, mereka menjadi ilmuan tanpa agama dan menjadi ahli agama tanpa ilmu dunia, tertipu oleh paradigma berfikir yang diajukan oleh pemikir-pemikir yang benci kepada Islam.

Baca Juga  HMI Badko Jabar Gelar Advance Training 2023: Dapatkah Menjawab Tantangan Zaman?

Doktrin “ingin dunia tinggalkan agama, ingin agama tinggalkan dunia” membuat umat islam merasa bahwa tugasnya hanya fokus ibadah wajib untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang lebih bahagia. Sungguh, daya dan upaya dari orang-orang dan kelompok yang tidak senang dengan islam, telah menemui keberhasilan mereka. Mereka telah berhasil membuat kaum Muslim berfikir bahwa agama Islam hanyalah ritual, sehingga mereka merasa lega dari ketakutan akan islam kaffah (ritual dan politik). Mereka telah berhasil membuat pandangan bahwa al-Qur’an dan As-sunnah bukanlah satu-satunya sumber rujukan kaum Muslim tetapi hanya pilihan sehingga mereka bisa menjual standar, aturan dan nilai-nilai rendah mereka kepada kaum muslim.

Mereka telah berhasil membuat kaum Muslim merasa takut ketinggalan zaman ketika mempelajari islam sehingga mereka dapat selamat dari ketakutan mereka, yaitu bersatunya kaum Muslim dengan Islam kaffah. Mereka berhasil membius kaum Muslim dengan budaya dan keindahan semu dunia sehingga mereka bisa tetap memeras kekayaan kaum Muslim. Mereka pun merasa telah berhasil membuat kaum Muslim terpecah belah dengan oknum-oknum hasil didikan mereka sehingga mereka berhasil membuat persepsi bahwa pengemban Islam adalah menakutkan dan tidak profesional sehingga kaum muslim yang belum mengerti justru berpaling menjauh dari dakwah Islam.

Seharusnya kita mengatakan kepada orang-orang yang meragukan kebangkitan Islam ataupun orang yang menyimpang dari jalan lurus Islam untuk berkompromi dalam keburukan, dengan firman Allah SWT.

قُلْ ءَاَنْتُمْ اَعْلَمُ اَمِ اللّٰهُ ۗ وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

Baca Juga  Membangun Paradigma Kritis Tentang Toleransi

Artinya: “Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah (2): 140)

Oleh karena itu, perlu mengembalikan bagian yang hilang ini pada kaum Muslim, agar mereka sadar akan entitasnya sebagai Muslim bahwa sebenarnya tugas besar harus ia selesaikan. Menjadi seoarang Muslim bukan hanya saja tentang ritual tetapi tentang sebuah perjuangan. Dari sinilah peran politik dalam Islam tidak bisa dipisahkan. Rosulullah sang manusia termulia sudah mengajarkan bagaimana seharusnya menjalani agama Allah dengan sebenar-benarnya. Beliau juga telah menorehkan sejarah besarnya pengaruh politik pada keberhasilan beragama. Maka apa lagi yang dijadikan alasan oleh umat Muslim dengan ketidakmauannya mereka mengurusi politik.

Sejarah mengungkapkan betapa Islam telah berhasil menjadi agama adidaya yang menebarkan kedamaian di seluruh dunia. Hal ini tentu bukan semena-mena datang dari pertolongan Allah tanpa ikhtiar besar yang dijalani. Masa Rosulullah, Abu Bakar, Umar, daulah Umayyah, daulah Abbasiyah telah memberikan pelajaran kepada kita semua pentingnya memahami Islam secara parsial sehingga maksud dan tujuan dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dapat tercapai dan ini semua dapat tercapai melalui kebijakan politik.

“….maka putuskanlah (perkara) mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…..” (Al-Maidah : 48)

Pada kenyataanya kebangkitan Islam akan kembali dan ini semua butuh kesadaran yang berawal dari diri sendiri. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk bisa menjalani Islam secara Kaffah. Aamiin Ya Rabbal’alamiin

Baca Juga  Santri: Membudayakan Kritik Dan Terbiasa Berfikir

DAKWAH KULTURAL DAN POLITIK DI JAWA

Previous article

Sah! KAHMI Majelis Daerah Kota Semarang Resmi Dilantik

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi

More in Opini