Semarang –Tim Tular Nalar Mafindo Semarang menggelar Pelatihan Sekolah Kebangsaan kepada mahasiswa Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi Unissula. Menyongsong pelaksanaan pesta demokrasi pada 27 November yang akan datang, menjadi penting tetkait pelaksanan sekolah kebangsaan. Pelatihan sekolah kebangsaan adalah program yang di support Google.org yang memberikan materi terkait berfikir kritis sehingga mampu meredam laju infodemik informasi yang ramai beredar di media sosial. Sehingga lebih kritis dan bijaksana dalam memilah dan memilih informasi terkait pilkada.
Kegiatan ini di gelar di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Semarang dengan peserta sejumlah 125 peserta (26/9/2024).
Priska PIC Tular Nalar wilayah berharap bahwa, melalui kegiatan ini dapat memberikan edukasi tentang pemilu, sehingga ada gambaran sebelum menjatuhkan pilihannya, agar tidak salah memilih dalam menjatuhkan pilihannya.
*Kemudian tren masyarakat penggunaan media sosial juga meningkat, namun hal tersebut juga terdapat penyebaran informasi bohong/hoaks terkait pemilu. Sekolah Kebangsaan menjadi bagian dari proses mengajak para mahasiswa menangkal hoaks menuju melaksanaan pemikada,” tutur Priska.
Koordinator Fasilitator Sekolah Kebangsaan Fiskal Purbawan mengatakan bahwa Sekolah Kebangsaan bertujuan untuk meningkatkan daya berpikir kritis para pemilih pemula dalam pilkada serentak 2024.
“Penyebarnya hoaks seputar pilkada menjadi salah satu alasan mengapa pelatihan ini. Agar peserta juga mampu memilah informasi seputar pilkada yang tak sedikit ada hoaksnya,” ujar Fiskal.
Hal senada juga dikatakan Saiful Islam, salah satu Fasilitator Sekolah
“Hoaks bersebaran di media digital, oleh karena itu butuh pelatihan khusus untuk menangka berita hoaks, terkhusus untuk mahasiswa yang baru melakukan pencoblosan tahun ini. Serta menjadi wadah penting untuk melatih pengindraan hoaks oleh Mahasiswa,” terang Saiful.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh antusias, terlihat mereka aktif untuk berdiskusi terkait pengindraan hoaks. Melalui kegiatan Sekolah Kebangsaan generasi muda dapat memahami konsep demokrasi, sistem pemilu, pengindraan hoaks maupun sanksi penyebar hoaks. Karenanya nantinya peserta akan berkontribussi dalam pelaksanaan pemilu.