Oleh: Mukharom
Dosen Fakultas Hukum Universitas Semarang (USM) dan Mahsiswa Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang
Kehidupan dalam bermasyarakat yang kita jalani tidak lepas dari peran-peran lingkungan di mana kita tinggal, adaptasi pun harus dilakukan dengan cepat sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, mulai dari budaya sampai cara bergaul. Hubungan sosial inilah yang secara tidak langsung membentuk karakter seseorang, jika lingkungan sosialnya baik maka, seseorang akan berperilaku baik pula, begitu juga sebaliknya dia akan nakal dan kecendrungan berbuat negatif dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Di dalam Islam hal ini sangat diperhatikan.
Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk memilih teman, karena teman sangat mempengaruhi ketakwaan seseorang. Akhlak, pemikiran dan agama kita juga dipengaruhi oleh pergaulan sehari-hari. Karena manusia sangat mudah mentransfer, baik ilmu, perilaku, budaya dalam kehidupan kita. Di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah bersabda yang artinya: “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”
Selain itu, Allah pun mengingatkan di dalam Al Qur’an Surat Al Furqan Ayat 28-29 mengenai masalah teman ini. Allah berfirman yang artinya: “Aduh, andaikan aku tidak menjadikan dia sebagai teman akrabku. Sungguh ia telah menyesatkan aku setelah datangnya peringan kepadaku…” Begitu pentingnya memilih teman, tidak hanya bermanfaat di dunia, akan tetapi juga di akhirat. Karena penyesalan di akhirat sudah tiada berguna. Oleh krena itu, memilih teman yyang shalih akan mengantarkan ke surga, sedangkan teman yang ingkar akan memasukan ke neraka.
Pertanyaanya adalah bagaimana memilih teman yang shalih ? pertanyaan yang sederhana tapi mendalam jika dijabarkan. Menjawab pertanyaan di atas, bisa diuraikan sebagai berikut: Teman yang baik adalah teman yang apabila kamu melihatnya, seketika itu ingat kepada Allah, apabila berbicara bertambah keilmuanmu dan jika temanmu beramal bertambah keimananmu.
Teman yang shalih, teman yang ketakwaan dan membantu kita untuk lebih istiqamah di jalan Allah Swt. Karena teman yang shalih merupakan perhiasan yang terindah selain istri yang shalihah, teman yang baik di dunia kita mendapatkan manfaatnya, manfaat dari ilmunya, adabnya, sedangkan manfaat diakhirat adalah akan membantu kita menarik masuk ke surga.
Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa ketika kaum mukminin telh melewati jembatan sirath, mereka datang kepada Allah dan berkata “Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami”.
Mereka terus meminta kepada Allah agar teman-temannya dikeluarkan dari api neraka, lalu Allah berfirman yang artinya: “Silahkan kalian pergi ke neraka” dan keluarkan orang-orang yang kalian kenal yang mengucapkan syahadat, mentauhidkan Allah, keluarkan dari api neraka. Sungguh betapa pentingnya teman dalam peran kehidupan kita.
Sarana dan prasarana dalam bergaul sudah sangat terbuka, contohnya bergaul melalui media sosial, kita terkadang tidak mengenal secara langsung teman-teman di akun-akun tersebit, jika tidak selektif maka akan terpengaruh dan berakibat negatif. Kita bisa telusuri contoh-contoh kasus kriminal yang berawal dari perkenalan di media sosial.
Walaupun disisi lain ada hal positif yang bisa diambil jika pertemanan tersebut menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Bukan sebaliknya menjaukan diri dari agama, mengingat dan memperjuangkan, mengamalkan perintah Allah.
Paman Rasulullah adalah teladan yang bisa diambil hikmahnya, Abu Thalib adalah orang membela Nabi Muhammad dalam berdakwah, tetapi ketika pamannya dalam sakaratul maut disampingnya sudah ada Abu Jahl dan Rasulullah dan pada akhirnya paman nabi lebih memilih apa yang disamapaikan Abu Jahl, meninggal dalam kondisi tidak beriman.sedangkan Rasulullah berusaha untuk membelanya dengan mengucap lailaha illallah kepada pamannya, namun tidak berhasil. Contoh inilah yang menjadi landasan bagi kita untuk berusaha memilih teman yang shalih, sehingga dapat bisa memasukan ke surga.
Manusia merupkan tempatnya salah dan lupa. Oleh sebab itu, kita butuh teman yang mengingatkan kesalahan, mengarahkan dan menunjukan jalan yang benar, berterimakasihlah kepada teman tersebut, karena merupakan tanda keikhlasan. Sebagaimana Imam Adz Dzahabi berkata “Tanda orang ikhlas bahwa apabila ia diingatkan kesalahannya, hatinya tidak panas. Dia pun tidak ngeyel. Justru ia berterima kasih dan berkata, semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku.” Namun, hal ini sudah mulai jarang, maka jadilah orang-orang yang ikhlas dalam berteman. Karena pertemanan yang kekal itu adalah ketika kita saling mencintai karena Allah Swt.