Pekerja shift malam sering menghadapi tantangan besar terhadap kesehatan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Tirta, seorang dokter sekaligus praktisi kesehatan, pola kerja malam dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan hipertensi.
Di Indonesia, jumlah pekerja yang menjalani shift malam terus meningkat, terutama di sektor manufaktur, kesehatan, transportasi, dan layanan publik.
Banyak dari mereka memilih pekerjaan ini karena alasan ekonomi, seperti kebutuhan untuk memenuhi biaya hidup yang semakin tinggi.
Namun, kondisi ini juga menciptakan dilema baru, karena masyarakat yang bekerja pada shift malam sering kali tidak memiliki akses memadai terhadap edukasi kesehatan, fasilitas olahraga, atau makanan sehat.
Selain itu, tekanan sosial dan beban kerja juga dapat memperburuk kesehatan mental dan fisik mereka. Dengan tantangan ini, penting untuk mencari solusi yang tidak hanya fokus pada individu, tetapi juga melibatkan dukungan dari komunitas dan kebijakan pemerintah.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pola kerja ini dapat mengganggu ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun dan berbagai fungsi metabolik lainnya.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa pekerja shift malam lebih rentan:
1. Gangguan Ritme Sirkadian
Tubuh manusia dirancang untuk aktif di siang hari dan beristirahat di malam hari. Kerja malam memaksa tubuh untuk melawan pola alami ini, sehingga dapat memengaruhi fungsi hormon, termasuk insulin, kortisol, dan melatonin, yang berperan penting dalam metabolisme tubuh.
2. Polusi Tidur
Kualitas tidur pekerja malam cenderung lebih rendah, baik dalam durasi maupun kualitas, karena mereka sering tidur pada waktu yang tidak ideal (siang hari). Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko obesitas, gangguan metabolik, dan peradangan kronis.
3. Pola Makan yang Tidak Sehat
Banyak pekerja malam yang memilih makanan cepat saji, cemilan tinggi kalori, atau mengonsumsi kafein berlebihan untuk menjaga stamina. Pola makan ini bisa memperburuk metabolisme tubuh.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Shift malam sering kali membuat pekerja merasa lelah atau malas untuk berolahraga, yang juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolik lainnya.
Solusi atau Cara Mengurangi Risiko
Atur Pola Tidur: Pastikan mendapatkan tidur cukup (7–8 jam) setiap hari, meski harus di siang hari. Gunakan penutup mata atau tirai gelap untuk menciptakan suasana malam.
Konsumsi Makanan Sehat: Prioritaskan makanan tinggi serat dan rendah lemak, serta hindari makan berlebihan di malam hari.
Olahraga Rutin: Tetap aktif secara fisik meski jadwal sibuk, karena olahraga membantu meningkatkan metabolisme dan kesehatan jantung.
Manajemen Stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau latihan pernapasan untuk mengurangi dampak stres kerja malam.