Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Gemakan Moderasi Beragama Melalui Khutbah Jumat

 

 

 

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang berkesempatan untuk menyampaikan khotbah jumat di Masjid Abata, Desa Karanganyar pada hari Jumat (13/10). Tema khotbah yang diangkat adalah meningkatkan persatuan dalam keberagaman, menekankan pentingnya memahami dan menghormati keyakinan agama yang berbeda dalam masyarakat, “Beragama secara moderat menjadi kunci kemaslahatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diperlukan upaya dan usaha untuk menjadikan diri kita sebagai sosok yang moderat. Di antaranya adalah dengan terus menambah pengetahuan yakni terus belajar dan memahami esensi dari beragama dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat. Dengan memahami ajaran agama dan bersikap fleksibel dalam kehidupan di masyarakat, seseorang akan bisa menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat.” Ucap Zakki, mahasiswa KKN UIN Walisongo sekaligus khotib Masjid Abata.

Bacaan Lainnya

 

Sholat Jumat ini menjadi momentum dalam rangka mempererat silaturahim antara KKN UIN Walisongo Semarang bersama warga Karanganyar serta ibadah untuk memakmurkan masjid. Warga masyarakat Karanganyar pun antusias menyambut kegiatan sholat jumat ini. Mereka mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada Mahasiswa KKN UIN Walisongo atas kegiatan Sholat Jumat yang telah berlangsung. Harapannya kegiatan ini menjadi komitmen bersama dalam rangka menjalin komunikasi yang baik guna memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat melalui kegiatan yang bersifat keagamaan, “Topik moderasi beragama sangat dibutuhkan warga Karanganyar karena latar belakang masyarakat di sini plural sehingga diperlukan adanya edukasi.” Tutur, Kusnadai, selaku Kepala II Takmir Masjid Abata.

 

Kepala Desa Karanganyar, Kustini, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat terutama KKN UIN Walisongo Semarang. Beliau memberikan apresiasi atas materi yang disampaikan dan mengharap untuk ke depannya semoga tetap ada generasi muda yang mampu menjadi penyalur moderasi beragama di dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih di kehidupan Desa Karanganyar yang pluralitasnya cukup tinggi dalam beragama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *