Washington, AS — Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dalam pemilu yang sengit melawan Kamala Harris. Kemenangan ini memicu berbagai tanggapan dari dunia internasional, termasuk Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan kelompok Hamas langsung menyampaikan pernyataan terkait pemerintahan baru AS di bawah Trump, dengan pesan yang cukup tegas.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas: Harapan untuk Dukungan terhadap Aspirasi Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan ucapan selamat dengan harapan besar agar pemerintahan Trump yang baru mau mempertimbangkan hak-hak rakyat Palestina. Abbas menyatakan bahwa Palestina menantikan kebijakan AS yang lebih berimbang dalam konflik Palestina-Israel, terutama dalam mendukung aspirasi mereka untuk hidup damai dan mandiri. Abbas menambahkan bahwa Palestina mengharapkan AS dapat memainkan peran penting dalam proses perdamaian yang sejati dan adil bagi kawasan tersebut.
Hamas Beri Peringatan Keras: Jangan Abaikan Hak-Hak Palestina
Sementara itu, kelompok Hamas mengeluarkan pernyataan yang lebih tajam. Mereka menyatakan bahwa posisi mereka terhadap pemerintahan baru AS akan bergantung pada sikap AS dalam menanggapi hak-hak rakyat Palestina. Hamas memperingatkan bahwa setiap dukungan AS terhadap tindakan pendudukan hanya akan memperpanjang penderitaan warga Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat. Hamas juga menekankan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika pemerintahan Trump kembali mendukung kebijakan yang mereka anggap memperkuat “agresi Zionis.”
Dalam pernyataannya, Hamas menyoroti bahwa semua pemerintahan AS sebelumnya dianggap memihak pada pendudukan dan berharap agar pemerintahan Trump kali ini dapat lebih memperhatikan suara rakyat Palestina. Mereka menyerukan untuk penghentian dukungan AS bagi tindakan yang mengancam hak-hak dan keselamatan rakyat Palestina.
Dengan respons ini, kemenangan Trump di AS disambut dengan harapan sekaligus peringatan dari para pemimpin Palestina. Pandangan mereka memberikan sinyal bahwa hubungan AS-Palestina akan tetap menjadi isu penting di kancah politik internasional.