Saat orang menyebut keadaan kala itu dengan petang
Aku masih sibuk dengan angka-angka yang diikuti derajat dan menit
Sibuk dengan posisi hilal yang tengah kupandang
Tahukah kalian?
Suara itu menghentikan duniaku
Irama yang keluar membuat setiap hati mengingat Tuhannya
Alunan nada yang lembut itu berhasil membuat aku mengedarkan pandangan
Mencari si empunya suara
Tuhan, Maha Baik Engkau yang telah mengijinkan aku melihat pemandangan yang menyejukkan mata
Lelaki berpeci itu, kulihat tengah tertunduk dengan khidmadnya
Tangan kanannya memutar bola-bola tasbih
Sedang tangan kirinya memegang alat yang kutahu membuat suaranya terdengar dari segala arah
Semakin kidung itu ia lantukan, semakin kurasa hatiku bergetar
Kidung itu, melalui suaranya terasa begitu menyentuh
Membuat hati para pendosa ketakutan
Menjadikan hati para pengabdi rindu, ingin segera bertemu Tuhan
Entah apa yang bergemuruh dalam hatiku, kurasa kakiku melangkah mendekati suara itu
Sebelum sempat aku menyapa atau sekadar melihat wajah lelaki pemilik suara itu
Siluetnya tiba-tiba mulai menghilang
Belum sempat aku menyadari apa yang terjadi,
Sosok lelaki berpeci itu sudah tiada
Hanya tasbih yang usai diputar yang tersisa
Siapapun kamu,
Lelaki berpeci dengan kidung yang menggetarkan hati
Aku menunggu suaramu datang kembali
Aku Diam-diam meminta kepada Tuhan
Agar dipertemukan dengan dirimu
Tuan, siapapun kamu
Datangkah kembali ke surau ini
Hiasilah petang disini dengan kidung menyentuh itu
Tuan, segeralah kembali