Beberapa pekan yang lalu, penulis telah menulis sebagian kecil kisah dari seorang ulama dari kota garam Rembang. Beliau adalah KH Abdul Wahab Hafidh atau yang lebih akrab disapa dengan Mbah Wahab Kauman. Oh iya, bagi yang belum sempat membaca tulisan pertama penulis seputar Mbah Wahab, silahkan baca terlebih dahulu disini ya. Hehehehe

Ok. Sekarang akan saya sampaikan kembali perihal sepak terjang Mbah Wahab.

Selain dikenal sebagai sosok yang penuh akan kelembutan, Mbah Wahab juga memiki sifat lain yang tidak kalah luarbiasa. Berdasarkan penuturan Bu Nyai Hanifah (salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-Irsyad Rembang), Mbah Wahab juga dikenal dengan pribadi yang sederhana.

Diceritakan dalam sebuah kesempatan memberikan mauidhoh khasanah di salah satu daerah di Jepara, Mbah Wahab datang dengan hanya naik bus umum. Bahkan, untuk mencapai lokasi acara, Mbah Wahab harus berjalan kaki beberapa kilometer. Selain itu, karena hanya mengenakan pakaian biasa, tidak seperti ulama’-ulama’ lain yang gemar memakai jubah, Mbah Wahab justru hanya mengenakan sebuah batik sederhana dan sorban hijau lusuh yang biasa dipakai sehari-hari.

Alhasil, tidak banyak jamaah yang mengenali Mbah Wahab. Singkat cerita, saat Mbah Wahab mulai naik ke Mimbar, semua hadirin dibuat terhenyak. Tidak menyangka jika sosok yang tadi duduk lesehan di tengah-tengah mereka adalah seorang Ulama besar.

Sama seperti ulama’-ulama lainnya, Mbah Wahab juga memiliki amalan yang selalu istiqamah dikerjakannya. Bahkan amalan ini juga menjadi sesuatu yang wajib dilaksanakan oleh setiap Santri yang mondok di Pesantren Beliau. Ada banyak sekali amalan yang sering diwejangkan oleh Mbah Wahab untuk selalu diamalkan oleh santrinya. Namun, dalam tulisan kali ini, penulis akan menyampaikan salah satu amalan dari Mbah Wahab yang sederhana. Yaitu amalan Sholat Tahajud dan Wiridan khusus setelahnya.

Baca Juga  Sumber Kehidupan dan Peningkatan Kualitas Nelayan Daerah Pesisir

Sholat Tahajud merupakan sholat sunnah yang dianjurkan bagi setiap Muslim yang telah baligh atau dewasa. Sholat Tahajud hukumnya sunnah, apabila dikerjakan dapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.

Tapi sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan melaksanakan ibadah sunnah yang ada selain wajib melaksanakan ibadah wajib yang ada. Sholat Tahajud juga bisa dilakukan pada waktu mendekati dua pertiga malam hingga waktu menjelang sholat Subuh.

Oleh Mbah Wahab, setiap selesai melaksanakan Sholat Tahajud, setiap santri diwajibkan untuk membaca beberapa bacaan khusus. Namun jangan salah, bacaan-bacaan tersebut sebenarnya juga sudah mafhum dan sering dibaca oleh umat Muslim pada umumnya. Beberapa bacaan tersebut diantaranya :

1. Pertama

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

2. Kedua

يا لطيفًا بخَلقه، يا ‏عليمًا بخَلقِه، يا خبيرًا بخَلقِه، الطُفْ بِنا يا لطيفُ يا عليمُ يا خبيرُ

Ya latifan bi khalqihi, ya aliman bi khalqihi, ya khabiran bi kholqihi ultuf bina ya latif ya alim ya khabir

Artinya :
“Wahai Dzat Yang maha lembut kepada segenap makhluk-Nya, wahai Dzat yang maha mengetahui kepada segenap makhluk-Nya, wahai Dzat yang maha mengawasi kepada segenap makhluk-Nya, berbuat lembutlah (kasihani) kepada kami wahai Dzat yang maha lembut, wahai Dzat yang maha mengetahui, wahai Dzat yang maha mengawasi”

3. Ketiga 

Baca Juga  Pemerintah Piara Buzzer
يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ، اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلَ، إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ، اُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ

Ya Lathiifan lam yazal, ultuf binaa fii maa nazal, innaKa Lathiifun lam tazal, ultuf binaa wal muslimin

Artinya :
“Wahai Dzat Yang maha lemah lembut, selamatkanlah kami dari musibah-musibah yang turun, sesungguhnya Engkau Dzat yang maha lemah lembut, berbuat lemah lembutlah kepada kami dan kepada seluruh umat islam”

4. Keempat

,يَا أَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ  ءَامِنــَّـا مِمَّا نــَخَافُ يَا أَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ  سَلِّمْنــَا مِمَّا نــَخَافُيَا أَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ  نــَجِّنــَا مِمَّا نــَـخَافُ

Ya amanal khoifin aminna mimma nakhof, Ya amanal khoifin salimna mimma nakhof, Ya amanal khoifin najjina mimma nakhof

Artinya :
“Wahai (Tuhan) yang mengamankan orang² yang takut, amankanlah kami dari apa yang kami takut. Wahai (Tuhan) yang mengamankan orang-orang yang takut, selamatkanlah kami dari apa yang kami takut. Wahai (Tuhan) yang mengamankan orang-orang yang takut, lepaskanlah kami dari apa yang kami takut”

5. Kelima

يارحمن  يارخيم

“Ya Rahman Ya Rahim”
Artinya :
“Wahai yang maha pengasih dan maha penyayang”

Sebagai catatan, sebelum membaca bacaan yang pertama, dianjurkan terlebih dahulu untuk membaca Surah al-Fatihah dan Shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Untuk jumlah membacanya sendiri tidak ditentukan, akan tetapi mengikuti kesanggupan pribadi masing-masing. Penulis pribadi biasanya membaca dengan pengulangan 7 kali. Khusus untuk “Ya Rahman, Ya Rahim”, penulis melakukan oengulangan sebanyak 77 kali.

Sekian dulu ya tulisan dari santri yang masih perlu belajar ini. Semoga kita semua termasuk Ummat yang mampu senantiasa istiqomah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lain waktu, jika penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan, penulis akan sampaikan kembali beberapa khisah unik dan amalan dari beberapa ulama-ulama yang memilih untuk “senyap”. Terima kasih. Sampai jumpa kembali dilain waktu.

Laskar Hidzib
Bukan siapa-siapa. Hanya anak Pasangan petani kampung yang tidak ingin hidupnya berlalu saja tanpa makna. Terobsesi pada kata-kata yang cerah-gerakkan manusia. Senang mendengar dan berbagi cerita.

    Do’a Akan Tidur Seperti Akan Mati, Kenapa?

    Previous article

    Membangkitkan Spirit Wirausaha Santri

    Next article

    You may also like

    3 Comments

    1. Indonesia rindu figur seperti Mbah Wahab yang penuh kelembutan.

    2. Inspiratif. Semoga bisa mengamalkan.

    3. Untuk tulisan yang ke lima mohon dibetulkan mas. Harusnya
      ُيَارَحْمٰنُ يَارَحِيْم
      ??

    Tinggalkan Balasan ke DionBatalkan balasan

    More in Zetizen