Wisuda adalah momentum yang ditunggu-tunggu. Setelah melewati perjalanan panjang, penuh perjuangan dan cerita yang tak selalu mudah.
Bagi wisudawan, khususnya Sarja Hukum, Toga yang dikenakan bukan hanya simbol pencapaian, melainkan juga tanda dimulainya babak baru dalam hidup.
Perjalanan Panjang di Balik Toga
Setiap lulusan punya cerita masing-masing. Ada yang berjuang dengan keterbatasan finansial, ada yang merantau jauh dari keluarga, ada pula yang harus pandai membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Namun satu hal yang sama: mereka tidak menyerah.
Bagi mahasiswa hukum, perjalanan ini bukan sekadar menghafal pasal atau teori. Mereka ditempa untuk berpikir kritis, berdebat dengan argumentasi, dan melihat hukum bukan hanya hitam-putih, tetapi juga punya sisi kemanusiaan. Semua proses itu kini berbuah manis di hari wisuda.
Lebih dari Sebuah Gelar
Menjadi sarjana hukum bukanlah sekadar menambahkan huruf “S.H.” di belakang nama. Gelar ini adalah amanah besar. Amanah untuk menegakkan keadilan, menjaga integritas, dan menjadi suara bagi yang sering terabaikan.
Di era penuh tantangan—mulai dari kasus hukum digital, problem hak asasi manusia, hingga godaan korupsi—lulusan FH dituntut untuk hadir dengan keberanian dan keteguhan hati.
Generasi Baru Penegak Keadilan
Lulusan FH hari ini adalah bagian dari generasi yang berbeda. Mereka lahir di era digital, tumbuh dengan kecepatan informasi, dan terbiasa berpikir kreatif. Ini menjadi modal penting untuk membawa wajah baru dalam dunia hukum.
Mereka bukan hanya calon advokat, hakim, jaksa, atau notaris. Mereka adalah calon pemimpin perubahan, yang diharapkan bisa membuat hukum terasa dekat, adil, dan manusiawi.
Starting Point Menuju Masa Depan
Wisuda bukanlah garis akhir. Justru di sinilah titik awal sebuah perjalanan panjang dimulai. Dunia nyata menunggu dengan tantangan yang lebih kompleks, tetapi juga dengan kesempatan yang luas.
Selamat kepada para lulusan FH. Jadikan ilmu yang diraih sebagai cahaya untuk melawan ketidakadilan, keberanian untuk berdiri tegak di jalan yang benar, dan kontribusi nyata untuk bangsa dan negara.
Hari ini kita merayakan pencapaian. Besok, kita menanti kiprah kalian. Karena wisuda hanyalah starting point, bukan finish line.