Corona, sebuah virus berbahaya dari wuhan, China, yang viral di kalangan masyarakat Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Memang berbeda dengan negara Jepang, banyak warga indonesia yang awalnya menganggap remeh dengan virus ini. Sehingga, tidak begitu banyak persiapan yang di lakukan oleh pemerintah untuk mencegah virus tersebut sampai ke negara Indonesia. Akibatnya, warga yang terkena corona makin banyak, dan ekonomi semakin melemah hingga nyaris terhenti.
Ekonomi indonesia jauh sebelum ada virus corona memang tidak begitu baik, kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan lebih rendah dibandingkan 2019. Diperkirakan akan ada banyak pengangguran di Indonesia.
Setelah masuknya virus corona, ekonomi Indonesia akan semakin tertekan. Pemerintah sebelumnya telah menyatakan bahwa setiap penurunan ekonomi China sebesar 1% akan berimbas pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,3%. Ekspor oleh luar negeri pasti akan mengalami penurunan, dan semua itu mematikan perekonomian dalam negeri.
Walaupun begitu, keselamatan warga haruslah nomor satu dibandingkan dengan ekonomi negara. Lockdown, sebuah usaha yang ampuh untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona. Warga negara tidak boleh melakukan aktivitas apapun, semua dilakukan di dalam rumah. Namun, Indonesia belum mampu untuk melakukan cara tersebut. Hal itu dikarenakan akan mematikan perekonomian Indonesia yang benar-benar mati, dan negara belum mampu memasok kebutuhan seluruh rakyatnya saat terjadi lockdown. Ekonomi tidak mencukupi, itulah penyebab Indonesia tidak berani melakukan lockdown.
Negara mampu menyumbang Rp 62,3 triliundari total APBN untuk memasok lembaga kesehatan. Walapun begitu, ternyata belum mampu untuk memaksimalkan kerja, karena memang peralatan yang dibutuhkan terlampau mahal. Lihat saja pada baju untuk petugas penanganan corona adalah baju khusus, agar dokter tidak ikut terserang wabah penderita virus corona. Namun, pada kenyataannya, masih banyakdokter yang terjangkit virus pasien corona, karena tidak adanya pengamanan yang memadai, seperti baju yang seharusnya khusus dokter corona. Lagi lagi karena ekonomi Indonesia tidak mampu.
Negara harus memprioritaskan perlindungan kepada warga negara. Himbauan-himbauan seperti physical distancing dan melarang kegiatan yang mengakibatkan terjadinya kerumunan, tidaklah efektif untuk menyelamatkan warga dari penyebaran wabah corona. Masyarakat tidak sepenuhnya maetuhi himbauan tersebut, karena kebutuhan sehari-hari harus terpenuhi. Alangkah baiknya jika pemerintah, kemarin segera mengambil kebijakan. Hingga akibatnya tidak terlalu fatal seperti sekarang ini, yang mengakibatkan korban semakin banyak dan ekonomi pun tidak mencukupi.
Semakin memburuknya kondisi ekonomi negara, akibat wabah corona, pemerintah harus segera menangguhkan kegiatan-kegiatan yang kurang penting, seperti pembangunan infrastruktur.
Kebijakan yang baru ditetapkan oleh presiden dinilai belum tegas dalam menangani masalah wabah tersebut.Pemerintah menetapkan kebijakan Pembatasan sosial berskala besar dan darurat sipil. Namun, kebijakan tersebut dinilai kurang efektif dan masih banyak kontroversi di masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Masih banyak juga yang bersikap bodo amat dengan kebijakan. Merekamemilih hidup seperti biasa, agar kehbutuhan mereka terpenuhi.
Oleh: I Anatur Roziqoh