Selain hadir secara khusus pada sistem bioenergi halus yang dimanfaatkan oleh terapi meridian, metode diagnostik dan pengobatan psikologi energi juga berakar pada pengobatan chiropraktik, khususnya kinesiologi terapan (Ak). Kinesiologi terapan didasarkan pada fakta bahwa bahasa tubuh tidak pernah bohong, kesempatan untuk menggunakan tubuh sebagai alat analisis
laboratorium tidak tertandingi dalam terapi modern. Karena respon tubuh tidak pernah salah. (George J, Goodherat, Jr.)

Kinesiologi terapan merupakan metode yang unik untuk mengevaluasi fungsi tubuh melalui pengujian otot manual, caranya dengan melibatkan perbandingan pada kekuatan otot yang diperiksa karena berkaitan dengan otot itu sendiri. Awal yang memulai proses baru nan unik terebut adalah Chiropractor Detroit George J Goodheart,Jr.,D.C

1. Muscle Testing and the Origin-Insertion Technique (Pengujian Otot dan Teknik Penyisipan Asal)

Penemuan yang tidak sengaja dilakukan ini berawal saat goodheart melaporkan setelah ia melakukan evaluasi terhadap seorang pasien yang tidak dapat pekerjaan karena ia gagal melewati fisik ,ada kelemahan pada satu lengannya yang tidak bisa terkena tekanan kearah depan. Dalam pengamatan ada tonjolan dari tulang belikat keluar dari dinding
dada walaupun radiografi tidak menemukan penyebab masalahnya. Goodheart pun merasa tidak punya apa apa untuk ditawarkan yang
membuat dia merasa malu tetapi seorang tersebut tetap meminta bantuannya.

Goodheart ingat ada oto yang menahan scapula pada dinding dada, tapi tidak dapat mengingat. Lalu dia membaca kembali buku Muscle Testing oleh Kendall dan Kendall (1949). Dalam buku tersebut bukan
hanya otot yang dimaksud, serratus, antikus, anterior tetapi memberikan metode mengujinya. Lalu Goodheart mempelajari dan memeriksa ulang. Dia pun mengamati otot tidak mengalami antrofi, dia menemukan ada nodul lembut yang terletak di asal otot, setelah dia memijatnya nodulnya hilang dan kekuatan otot pun segera kembali lalu kondisi pasien membaik secara permanen.

Baca Juga  Kunjungi Monash Institute, Akbar Tandjung Berikan Motivasi kepada Disciples

2. Neurolymphatic Reflexes (Reflex Neurolimfatik)

Penemuan kebetulan yang paling signifikan dari goodheart terjadi pada saat dia merawat pasien penderita neuritis siatik anomaly yaitu
kondisi paien merasakan nyeri pada tengkai kanan bawah saat berdiri, duduk, atau berbaring tetapi tidak ada rasa tidak nyaman saat dia berjalan, dengan ini juga dikaitkan dengan masalah otot paha yang
kemungkinan kaki digerakan keluar. Goodheart pun mengingat hal aneh yang pernah terjadi terkait dengan system limfatik, system pembuangan
racun yang bekerja pada dasarnya melalui Gerakan otot angka. Dalam hal ini telah mengkorelasikan disfungsi saraf dan otot dengan system tubuh lain. Sistem limfatik menemukan bahwa dengan memijat kelenjar getah bening dapat mengembalikan fungsi dan mengurangi sakit.

Goodheart menguji lagi dan akhirnya menghubungkan dengan refleks neurolimfatik yang dibahas oleh Chapman dan Owens saat dia tidak menemukan tidak hanya otot mana yang dikaitkan dengan reflex ini akan tetapi juga menemukan refleks neurolimfatik tambahan pada area lain.

3. Neurovascular Reflexes (Reflex Neurovaskular)

Goodheart memiliki kesempatan untuk merawat anak laki laki yang memiliki penyakit asma akut dan tidak melakukan pengobatan. Pasien disarankan dokternya untuk bertemu dengan Goodheart.Saat pasien terlentang, dia melihat bahwa satu kaki berdiri tegak yang lain lemah. Menggunakan cara neurolimfatik ia gagal, selanjutnya dia menggunkan. Teknik kranial primitif yang melibatkan jahitan kranial. Saat mengobati pasien Goodheart tidak sengaja merangsang reflek neurovascular pada tengkorak. Sentuhan ringan yang menyebar dengan ujung jari pada reseptor dapat mengaktifkan system peredaran darah primitif yang melekat dengan bantalan kapiler dengan ini menghasilkan peningkatan sirkulasi ke otot sehingga dapat menghentikan asma juga memperkuat otot yang terkait dengan kaki yang miring atau lemah.

Dalam metode ini Goodheart banyak otot tidak memiliki konfigurasi termostatik yang memungkinkan mereka untuk berfungsi
dibawah tekanan dan rangsangan reflex neurovascular menyesuaikan thermostat untuk meningkatkan ke sirkulasi otot dan memnyalurkan
ekskresi asam laktat dan limbah yang dapat menumopuk di otot akibat kontraksi mekanis. Jika reflek neurovascular aktif peredaran darah
cadangan untuk terlibat mengambil alih fungsi yang tidak terkontrol dengan efisien oleh system peredaran darah utama.

Baca Juga  Untuk Memutus Rantai Covid 19, Tim 43 KKN UIN Walisongo Adakan Sosialisasi Cuci Tangan

4. Cranial-Sacral Primary Respiratory Mechanism (Mekanisme Pernapasan Primer Tengkorak)

Sekarang sudah jelas bahwa Goodheart memiliki kekuatan pengamatan yang tajam, kemampuan yang cerdik untuk mendeteksi korelasi, kemampuan untuk bekerja keras, dan keberuntungan. Ciri-ciri
ini kembali terungkap dalam perawatannya terhadap seorang pasien berusia 49 tahun yang menderita sakit kepala selama 30 tahun. Dia juga
mengamati variasi penting dari kelemahan otot dan kekuatan otot dikedua sisi tubuhnya dengan fluktuasi yang terdeteksi saat menghirup dan menghembuskan nafas. Dia juga mengamati bahwa telinga kanannya
lebih rendah dari kiri dan bahwa ini bukanlah kelainan bawaan melainkan bukti penyimpangan pada tulang tengkorak, yang dia konfirmasikan
dengan pengukuran.

Merujuk pada karya ahli osteopati William Sutherland, yang mengemukakan bahwa tulang tengkorak bergerak sesuai dengan pernapasan seseorang. Goodheart berusaha untuk menyesuaikan proses mastoid sementara pasien bernafas sesuai dengan instruksi khusus. Dia mendorong mastoid ke depan saat dia menarik napas dalam-dalam dan
mendorong ke arah belakang saat dia menghembuskan napas. Dan terbukti sakit kepalanya bisa berkurang setelah beberapa saat.

5. The Meridian Connection (Koneksi Meridian)

Saat ini, Goodheart telah menemukan empat prosedur untuk memperkuat otot yang diuji lemak penyisipan asal, refleks neurolimfatik, refleks neurovaskular, dan manipulasi kranial, Dia juga mengamati hubungan holistik antara otot tertentu dan berbagai organ dan kelenjar. Misalnya, otot paha belakang dan tensor fascia lata pada kaki berkorelasi dengan usus besar, sedangkan otot satorius dan paha depan, juga pada
kaki, masing-masing berhubungan dengan adrenal dan usus kecil. Semakin jelas bahwa keseluruhan benar-benar lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.

Baca Juga  BPL HMI Cabang Semarang Mengadakan Senior Course Tingkat Nasional 2022

6. Five Factors of the IVF (Lima Faktor IVF)

Saat ini Goodheart memiliki lima pilihan yang tersedia untuk mendiagnosis dan memperkuat otot yang lemah serta berbagai organ dan kelenjar di seluruh tubuh. Sistem kesehatan holistik muncul. Dalam kata-katanya, “Penyembuh di dalam dapat didekati dari luar” (Goodheart, 1987, p. 11). Sementara metode dan prosedur terkait tidak berhenti dalam
evolusinya, pada titik ini fondasi penting telah diletakkan, Prosedur diagnostik dan perawatan kinesiologi terapan holistik sekarang membahas apa yang disebut Goodheart sebagai “lima faktor IVF, mengacu pada foramen Intervertebralis atau tulang belakang (tempat saraf keluar dari tulang belakang). Lima faktor “berhubungan dengan saraf, limfatik, dan sistem pembuluh darah, bersama dengan hubungan
cairan serebrospinal dan gerakan pernapasan primer kranial- sakral, dan dengan sistem meridian” (Walther, 1988. p. 13).

7. The Triad of Health (Triad Kesehatan)

Sebagai upaya holistik, kinesiologi terapan konsisten dengan filosofi kedokteran chiropractic yang dinyatakan kembali ke asal-usulnya dengan D. D. Palmer. Posisi ini memperhatikan “tiga serangkai kesehatan, yang meliputi komponen struktural, kimiawi, dan mental. Jadi, sementara banyak bidang kesehatan menekankan satu aspek dari segitiga,
kinesiologi terapan berupaya untuk memasukkan ketiga komponen tersebut. Sebagai contoh, dokter allopathic mungkin cenderung untuk menggunakan perawatan kimia untuk mengatasi aspek struktural dan mental dari segitiga, kemungkinan meresepkan pelemas otot, obat anti-inflamasi, dan analgesik dalam upaya memperbaiki defisit struktural. Saat menangani komponen mental-emosional, antidepresan obat penenang, penstabil suasana hati, dan neuroleptik dapat digunakan.

Ana Alfiana
Ketua Umum Kohati HMI Komisariat Iqbal Walisongo Semarang Periode 2023-2024, Mahasiswi Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang

Teknik Pelepasan Emosi / Emotional Freedom Technique (EFT)

Previous article

MENERUSKAN AGENDA REKONSTRUKSI PEMIKIRAN (Bagian I)

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi

More in News